Imam Shadiq As: seandainya Zaman itu aku alami maka seluruh hari dalam hidupku akan berkhidmat kepadanya (Imam Mahdi As
Cara-cara optimalisasi kesempatan masa muda dalam pandangan al-quran dan riwayat

Lembaga internet weblog propinsi Kurdestan pada websitenya mengutip sebuah makalah yang di ambil dari buku “Asrare Muwafaqiat” terkait dengan masalah “ keluarga, optimalisasi masa muda dalam pandangan alquran dan riwayat “ makalah ini mengambil bahan dari tema-tema bahasan pentingnya tafakkur dan berpikir, memanfaatkan pengalaman, murakabah dan muhasabah serta semangat yang di ambil dari buku Shahifah mahdiah. Berikut kutipan makalahnya :

Cara-cara optimalisasi kesempatan

masa muda dalam pandangan al-quran dan riwayat

Keluarga merupakan sebuah institusi yang beriman, penyayang, dan penuh keikhlasan untuk mewujudkan optimalisasi dan pemberdayaan masa muda. Dengan melakukan perencanaan, control, perhatian serta perpindahan pengalaman untuk penggunaan yang lebih baik  terhadap kesempatan masa muda.

Satu hal yang senantiasa menjadi sebab kebahagiaan dan kesenangan manusia adalah umur dan kesempatan hidup yang ia miliki. Hal ini tentunya butuh pada perhatian dan kesungguhan serta perencanaan yang baik oleh keluarga karena hanya dengan perencanaan yang baik banyak dari sisi-sisikehidupan yang dapat di perbaiki. Makalah ini melingkupi program-program yang digunakan untuk melakukan optimalisasi kesempatan masa muda yang dapat membantu manusia, berikut ulasannya:

Berpikir sebelum berbuat, duduk bersama orang-orang baik, bermusyawarah, memanfaatkan pengalaman orang lain, menentukan tujuan, giat berusaha, iradah dan keinginan yang tinggi, semangat dan optimistis, keteraturan dalam melakukan pekerjaan, muraqabah dan muhasabah, menggunakan kesempatan yang ada, mengerjakan pekerjaan dengan benar, harmonisasi, kecepatan dalam kerja, teknologi yang maju, memanfaatkan kegembiraan masa muda, pekerjaan-pekerjaan penting, remisi dalam kerja, menghindari faktor-faktor yang membuang waktu, ingat akan kematian.

Pada bagian-bagian yang kami sebutkan di atas kami juga menjelaskan hubungan tiap bahasan dengan keluarga.

  1. Pentingnya tafakkur.

Islam dan al-quran senantiasa menyeru manusia untuk berfikir dan berintelektual karena di dalam al-quran begitu banyak ayat menyerukan hal ini. Dengan alasan yang sama pula sangatlah tidak layak untuk melakukan kerja tanpa berpikir sebelumnya dan tentunya akan jauh lebih baik jika segala sesuatunya di pertibangkan terlebih dahulu.

Jika anda mau mencapai hasil yang di inginkan dan menginginkan kebahagiaan serta kesuksesan maka anda harus menggunakan kemampuan dan kekuatan berpikir, sehingga anda dapat menutupi kekurangan anda dengan berpikir yang positif.

Karena tenggelam dalam tafakkur dan bukan dengan khayalan atau angan-angan akan menguatkan ruh seseorang. Tafaakur merupakan jenis pengajaran terhadap alam bawah sadar manusia, dengan tafakkur kondisi batiniah serta kemampuan ruhaniahmanusia akan Nampak.

Ketika seseorang membiasakan tafakkur maka ia akan memiliki kemampuan berfikir dan kemampuan fokus yang lebih banyak sehingga angan-angan dan khayalannya akan melemah dan pada akhirnya was-was dan dikte-dikte dari setan dan musuh juga akan melemah. ( ringkasan halaman 17 buku rahasia kesuksesan).

Jika seorang pemuda memikirkan akhir dari kerja yang ia lakukan maka pada kerja-kerja yang ia lakukan akan sampai pada hasil yang ia inginkan sehingga ia tidak akan menyesal dan bersedih dari apa yang telah ia lakukan.

Imam Ali Ibnu abi thalib As bersabda: “ jika sebelum melakukan perbuatan engkau memikirkan akhir dari perbuatan tersebut maka engkau akan melihat kebaikan dari segala hal”.

  1. Memanfaatkan pengalaman.

Pengalaman-pengalaman manis dan buruk yang di alami seseorang, jika pengalaman tersebut di gunakan untuk hal-hal di butuhkan adalah bukti rasionalitas yang dimiliki oleh manusia karena mempelajari pengalaman sesungguhnya bersumber dari kekuatan akal itu sendiri. Sangat jauh lebih baik anda tidak lalai dari pengalaman yang dulu, masa lalu dari kehidupan yang anda lalui tidak lagi terulangi dan setelah bertahun-tahun berlalu anda masih menyaksikan hasil dan akhir yang sama sebagimana yang telah anda saksikan sebelumnya. Anda dapat menggunakan lebih baik waktu dan kesempatan yang anda miliki sehingga hasil-hasil yang lebih bernilai bisa menjadi milik anda. ( buku asrare muwafaqiat halaman 149)

Tidak memanfaatkan pengalaman yang di lalui oleh orang lain pada kenyataanya adalah menyia-nyiakan waktu dan pengalaman itu sendiri dan juga sama halnya dengan membuang-buang waktu itu sendiri karena di gunakan untuk membuang waktu untuk pengalaman telah terjadi.

  1. Semangat dan antusias

Semangat dan sikap antusias adalah dua hal yang tak dapat di ingkari. Sebagian besar manusia sepanjang umur mereka paling minimalnya menemukan semangat dan antusias. Perasaan ini jika terkait dengan hal-hal yang benar senantiasa akan ia kenang dan rekam sebagai catatan manis kehidupannya.

Imam Shadiq As bersabda: “ seperti orang yangmemiliki antusias, seperti seseorang yang tenggelam, dan berkehendan tidak selainnya dan ia melipukan selainnya”.

Dengan demikian seseorang yang mewujudkan kecintaan terhadap sesuatu sesungguhnya ia telah melupakan selainnya, ia hanya akan berbuat untuk mencapai sesuatu yang ia inginkan. ( Asrare Muwafaqiat halaman 83).

Sikap antusias dan kesukaan terhadap sesuatu akan memberikan kemudahan terhadap sesuatu yang di sukai tersebut, hal ini juga akan menguatkan kehendak seseorang untuk berusaha, selain itu fokus terhadap apa yang di lakukan  tentunya memberikan kenikmatan dan kesungguhan dalam melakukan kerja

  1. Muraqabah dan muhasabah

Muraqabah dan muhasabah adalah penyusunan program dan rencana harian, dengan melakukan evaluasi terhadap pekerjaan yang telah di lakukan begitu juga dengan pekerjaan yang belum di lakukan sehingga dapat di lakukan control terhadap proses kerja sementara muraqabah adalah keterampilan dalam melakukan kerja secara benar.

Imam Kadzim As bersabda: “ barang siapa yang tidak mengevaluasi ( menghitung) dirinya setiap harinya, bukanlah dari kami. Jadi jika perbuatan baik telah dilakukan maka pintalah kepada Allah untuk dapat berbuat lebih banyak, danjika dosa telah di lakukan mohon ampunlah kepada Allah dan bertaubatlah”. ( salaghi nahawandi 1376, halaman 474 jilid 1)

Cara terbaik yang bisa di lakukan untuk melakukan muhasabah ( mengevaluasi diri) adalah dengan memiliki sebuah buku catatan kecil sehingga seseorang dapat mengevaluasi dirinya setiap malam terhadap kelebihan dan kekurangan yang ia miliki, dengan demikian ia dapat memperbaiki setiap kekurangan yang ia miliki.

Imam Ali As bersabda: “ sesungguhnya orang-orang yang sadar (berpikiran panjang) dengan perbuatannya adalah mereka yang melakukan muhasabah terhadap diri mereka, dan dengan ghadab (marah terhadap nafsnya) akan menjadi miliknya dan dengan mujahadah ia membunuhnya ( nafsnya).”

Dengan berpikiran panjang, muhasabah ( mengevaluasi diri), marah terhadap nafs akan memberikan perubahan yang luar biasa terhadap nafs itu sendiri. ( Jamaluddin Khansari 1366, jilid 2 halaman 558).

Rasulullah Saw bersabda: “ setiap saat engkau melakukan perbuatan jelek, maka lakukanlah perbuatan baik sehingga perbuatan jelek itu hancur “ (Asrare Muwafaqiat halaman 260).

Sumber : http://www.kordestanweb.ir

Di kutip dari buku “ Asrare muwafaqiat” Sayyid murtadha mujtahedi Sistani.

Bahasan diatas terdapat pada jilid pertama buku “ Asrare muwafaqiat” bab pikiran dan intelektual, pengalaman, iradah yang kuat….. dan lain-lain.

Untuk mempelajari dan mengunduh buku “Asrare Muwafaqiat jilid 1” pada bagian perpustakaan lembaga ilmiah Al-Monji silahkan klik disini.

 

Mengunjungi : 4941
Pengunjung hari ini : 17355
Total Pengunjung : 23196
Total Pengunjung : 127629843
Total Pengunjung : 88886940